CASE REPORT : PENERAPAN PEMBERIAN KOMPRES HANGAT PADA ABDOMEN UNTUK MASALAH KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA PASIEN GASTRITIS DI RUANG IGD RSUD WATES YOGYAKARTA

Abstrak:
gastritis adalah peradangan pada lapisan lambung yang disebabkan oleh berbagai faktor termasuk iritasi, infeksi, dan peningkatan asam lambung. Terapi non- farmakologis seperti kompres hangatdapat membantu meredakan gejala. Kompres hangat memberikan stimulasi pada kulit dan jaringan yang dapat mengurangi rasa nyeri dan meningkatkan kenyamanan. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi efektivitas kompres hangat dalam menurunkan skala nyeri pada pasien gastritis. Melalui pendekatan ini, diharapkan pasien dapat merasakan perbaikan dalam gejala merekatanpa ketergantungan pada obat-obatan. Metodologi yang tepat termasuk pengukuran nyeri sebelum dan setelah penerapan kompres hangat sangat penting untuk menilai dampak terapi ini secara akurat. Hasil penelitian ini dapat memberikan wawasan baru dalam pengelolaan gastritis dan meningkatkan kualitas hidup pasien. ( Andika, 2023)

Metode:
penelitian ini menggunakan metode deskriptif studi kasus dengan pendekatan proses keperawatan. Melalui pendekatan ini, peneliti dapat mendalami pengalaman pasien dengan gastritis secara mendetail, serta menilai penerapan kompres hangat dalam konteks perawatan yang holistic. Studi kasus ini penulis menerapkan Pemberian Kompres Hangat Pada Abdomen Untuk Masalah Keperawatan Nyeri Akut Pada Pasien Gastritis. intervensi ini di berikan selama 15 menit menggunakan whaslap yang sudah di basahi dengan air hangat dengan kisaran suhu 38 derajat celcius. Perlakuan terapi kompres hangat ini pada pasien pertama dan kedua sama. Tempat pelaksanaan di ruang IGD RSUD Wates, Penerapan intervensi ini dilaksanakan pada bulan Agustus 2024. Dalam penerapan karya ilmiah akhir ini menggunakan Teknik accidental sampling. (Sugiyono 2016).

Penelitian ini melibatkan dua pasien yang mengalami nyeri akut dengan kriteria nyeri sedang dan terdiagnosis gastritis. Kriteria inklusi yang digunakan adalah pasien dengan nyeri abdomen yang masih mampu berjalan dan berbicara, sehingga mereka dapat berpartisipasi aktif dalam penelitian.Pasien yang menjadi sampel untuk intervensi adalah mereka yang bersedia untuk berpartisipasi dan kooperatif selama proses terapi. Selain itu, kriteria usia yang ditetapkan adalah dewasa, dengan rentang umur 18 hingga 60 tahun, untuk memastikan bahwa sampel mencakup individu yang berada dalam tahap Kesehatan yang relative stabil dan dapat memberikan respon yang lebih akurat terhadap terapi kompres hangat. Dengan menggunakan kriteria ini, diharapkan peneliti dapat menghasilkan data yang valid dan relevan mengenai efektivitas kompres hangat dalam mengurangi nyeri pada pasien gastritis. Kriteria Eksklusi dalam penelitian ini adalah pasien dengan nyeri akut ringan dan berat, yang tidak kooperatif, tidak bisa berjalan, tidak bisa berbicara.

Hasil analisi terhadap skala nyeri pada kedua pasien menunjukkan Penurunan yang signifikan setelah penerapan terapi kompres hangat. Pasien pertama Tn.A.P sebelum terapi, sebelum terapi, skala nyeri dengan skala 5 setelah terapi kompres hangat ,pasien mengalami penurunan skala nyeri menjadi 4. Ini menunjukkan penurunan yang cukup berarti, menandakan bahwa terapi kompres hangat efektif dalam mengurangi nyeri. Pasien kedua Nn.G.N sebelum dilakukan kompres hangat , skala nyeri juga dengan skala nyeri 5. Setelah terapi, skala nyeri turun menjadi 3.

Secara keseluruhan, hasil ini menunjukkan bahwa penerapan kompres hangat dapat memberikan efek positif dalam mengurangi nyeri pada pasien gastritis. Penurunan skala nyeri pada kedua pasien memperkuat argument bahwa terapi non-farmakologis seperti kompres hangat dapat menjadi pilihan yang bermanfaat dalam manajemen nyeri.