ANALISIS IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING DI PUSKESMAS PAKEM KABUPATEN SLEMAN

Latar Belakang: Kekurangan gizi terjadi sejak bayi dalam kandungan dan pada masa awal setelah bayi lahir, tetapi kondisi stunting baru tampak setelah bayi berusia 2 tahun. Berdasarkan data Survei Status Gizi Balita Indonesia tahun 2021, prevalensi stunting di Indonesia mencapai 24,4%. Angka tersebut masih tinggi jika dibandingkan dengan ambang batas WHO yaitu 20%. Capaian rata-rata angka stunting Kabupaten Sleman tahun 2020 sebesar 7,24% dan mengalami penurunan tahun 2021 menjadi 6,92%. Prevalensi kejadian stunting di Puskesmas Pakem mengalami kenaikan sebesar 0,42% dari 12,48% tahun 2020 menjadi 12,9% tahun 2021.

Tujuan: Mengetahui gambaran implementasi kebijakan percepatan penurunan stunting di Puskesmas Pakem Kabupaten Sleman.

Metode: Jenis penelitian kualitatif dengan rancangan studi kasus yang dilaksanakan di Puskesmas Pakem dan Dinas Kesehatan selama 2 bulan. Informasi diperoleh melalui wawancara mendalam terhadap 4 informan utama dan 20 informan lainnya.

Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi kebijakan percepatan penurunan stunting sudah terlaksana tapi belum optimal. Komunikasi belum optimal, ketersediaan Sumber Daya cukup memadai meskipun keterampilan kader masih harus ditingkatkan.

Kesimpulan: Implementasi Kebijakan Percepatan Penurunan Stunting di Puskesmas Pakem Kabupaten Sleman telah dilaksanakan tetapi belum optimal. Komunikasi belum optimal, sumber daya cukup memadai meskipun keterampilan kader masih perlu ditingkatkan. Terdapat fragmentasi dan dukungan dari Pemerintah Kabupaten Sleman.