HUBUNGAN PERSEPSI PEROKOK TENTANG PERINGATAN BAHAYA MEROKOK PADA KEMASAN ROKOK DENGAN PERILAKU MEROKOK DI ASRAMA SORONG SELATAN YOGYAKARTA

Latar Belakang: Perilaku merokok sampai saat ini masih menjadi salah satu masalah kesehatan utama di dunia. Setiap tahun terdapat 6 juta orang meninggal dunia dan diperkirakan terus meningkat pada tahun 2030, yakni 8 juta orang meninggal karena kebiasaan merokok (WHO, 2011). Prevelensi penduduk usia dewasa yang merokok di Indonesia sebesar 29%, Indonesia menempati urutan pertama se-Asia Tenggara dalam hal jumlah perokok dengan prevalensi perokok sebesar 36,1% (GATS, 2011). Riskesdas (2018) menunjukkan bahwa prevelensi merokok pada remaja usia 10-18 tahun mengalami peningkatan dari tahun 2013 (7,20%) ke tahun 2018 (9,10%). Prevalensi perokok di DIY sebesar 31,6% dan sebanyak 66,1% masih merokok di dalam rumah (Dinkes, 2013). Upaya pemerintah dalam menurunkan prevalensi merokok melalui Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2003 Tentang Pengamanan Rokok Bagi Kesehatan. Peraturan tersebut berisi peringatan kesehatan berupa tulisan, dan gambar pada bungkusan rokok.

Tujuan: Menganalisis persepsi perokok tentang peringatan bahaya merokok pada kemasan rokok dengan perilaku merokok di Asrama Putra Sorong Selatan Yogyakarta.

Metode: Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan rancangan penelitian cross sectional. Teknik analisa data menggunakan analisis korelasi spearman rank.

Hasil: Hubungan antara persepsi tentang peringatan bahaya merokok pada kemasan rokok dengan perilaku merokok di Asrama Sorong Selatan Yogyakarta diperoleh bahwa tidak hubungan dengan nilai signifikansi sebesar 0.290 atau lebih besar dari 0.05. Persepsi tentang peringatan bahaya merokok pada kemasan rokok Mahasiswa di Asrama Sorong Selatan Yogyakarta diperoleh 84% mempunyai persepsi baik dan 16% persepsi kurang baik. Perilaku merokok mahasiswa laki-laki di Asrama Sorong Selatan Yogyakarta. Seluruh mahasiswa merokok, dengan perilaku perokok berat sebesar 40%, perokok sdang 52% dan perokok ringan sebesar 8%.

Kesimpulan: Tidak ada hubungan persepsi perokok tentang peringatan bahaya merokok pada kemasan rokok dengan perilaku merokok di Asrama Sorong Selatan Yogyakarta.