DETERMINAN KETERLAMBATAN PELAYANAN OBAT DI INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT CONDONG CATUR YOGYAKARTA

Camelia, Ratih (2020) DETERMINAN KETERLAMBATAN PELAYANAN OBAT DI INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT CONDONG CATUR YOGYAKARTA. Skripsi thesis, STIKES WIRA HUSADA.

[thumbnail of 2.FILE 2_BAB II_BAB III_BAB IV.pdf] Text
2.FILE 2_BAB II_BAB III_BAB IV.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (875kB)
[thumbnail of 1.FILE 1_1600503_BAB 1_BAB V dan Daftar Pustaka.pdf]
Preview
Text
1.FILE 1_1600503_BAB 1_BAB V dan Daftar Pustaka.pdf - Published Version

Download (690kB) | Preview
[thumbnail of Camelia Ratih_KM.16.00503_NaskahPublikasi.pdf]
Preview
Text
Camelia Ratih_KM.16.00503_NaskahPublikasi.pdf - Published Version

Download (1MB) | Preview

Abstract

Latar Belakang: Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS) sangat penting untuk menunjang keberhasilan perkembangan profesionalisme rumah sakit. Salah satu standar pelayanan minimal farmasi di rumah sakit adalah waktu tunggu pelayanan obat. Berdasarkan data indikator mutu di Rumah Sakit Condong Catur (RSCC) Yogyakarta, didapatkan hasil dari bulan September-November tahun 2019 menunjukkan persentase rata-rata waktu tunggu pelayanan obat racikan sebesar 4,1% dan obat non racikan (obat jadi) sebesar 33,39% yang melebihi standar yaitu ≤3% (SNARS edisi 1).

Tujuan: Mengetahui determinan keterlambatan pelayanan obat di IFRS Condong Catur.

Metode: Penelitian ini menggunakan metode kombinasi/mix method model concurent embedded (campuran tidak berimbang) dengan metode kualitatif sebagai metode primer dan kuantitatif sebagai metode sekunder. Teknik pengumpulan data menggunakan triangulasi sumber data dan triangulasi teknik.

Hasil: Persentase keterlambatan pelayanan obat di IFRS Condong Catur belum sesuai dengan Standar Nasional Akreditasi Rumah Sakit (SNARS) ed. 1 yang masih >3% yaitu 55% (32 dari 58 pasien yang menerima obat non racikan) dan 100% (1 dari 1 pasien yang menerima obat racikan) pada 27 Juni 2020. Hasil prioritas masalah menggunakan metode CARL (Capability, Accesability, Readiness, dan Leverage) didapatkan hasil yaitu jadwal dokter praktek sebagai faktor eksternal dan jumlah SDM serta fasilitas/sarana dan sistem yang masih belum seluruhnya terkomputerisasi sebagai faktor internal. Berdasarkan evaluasi Standar Prosedur Operasional (SPO), didapatkan hasil petugas farmasi telah melakukan dengan baik SPO dalam pelayanan resep obat.

Kesimpulan: Faktor yang menyebabkan keterlambatan adalah jadwal praktek dokter yang bersamaan, jumlah SDM farmasi yang masih kurang, serta sistem informasi rumah sakit terkait pelayanan kefarmasian yang belum sepenuhnya terkomputerisasi.

Item Type: Thesis (Skripsi )
Creators:
Creators
NIM/NIDN
Email
Camelia, Ratih
KM.16.00503
UNSPECIFIED
Contributors:
Contribution
Thesis Advisor
NIDN/NIDK
Email
Thesis advisor
Ronald, Ronald
0509108701
UNSPECIFIED
Thesis advisor
Dewi, Ariyani Wulandari
0509068401
UNSPECIFIED
Corporate Creators: RUMAH SAKIT CONDONG CATUR YOGYAKARTA
Uncontrolled Keywords: IFRS, SPO, keterlambatan, pelayanan, waktu tunggu, SNARS, obat racikan, obat non racikan.
Subjects: 300 – Ilmu Sosial > 360 Permasalahan dan kesejahteraan sosial > 362 Masalah dan layanan, kesejahteraan sosial pada sekelompok orang
Thesis Strata: Sarjana (S1)
Divisions: ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
Depositing User: Unnamed user with email lib.wirahusada@gmail.com
Date Deposited: 20 Jan 2023 02:28
Last Modified: 20 Jan 2023 02:28
URI: http://repository.stikeswirahusada.ac.id/id/eprint/231

Actions (login required)

View Item
View Item