HUBUNGAN TINGKAT STRES DENGAN KEKAMBUHAN PADA PASIEN DENGAN DISPEPSIA DI PUSKESMAS DEPOK III

Latar belakang : Dispepsia adalah suatu kondisi ketika pasien mengalami gejala seperti nyeri, rasa tidak nyaman pada ulu hati, mual, kembung, sendawa, rasa cepat kenyang dan perut terasa penuh. Dispepsia dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti peningkatan sekresi asam lambung, faktor diet dan lingkungan, serta faktor psikologis seperti stres. Stres merupakan suatu kondisi yang dapat mempengaruhi keseimbangan fungsi tubuh, yang seringkali menimbulkan masalah pada sistem pencernaan, salah satunya adalah dispepsia. Data dari WHO menyatakan bahwa hampir dari 350 juta penduduk dunia mengalami stres.

Tujuan penelitian : Untuk mengetahui hubungan tingkat stres dengan kekambuhan pada pasien dengan dispepsia di Puskesmas Depok III.

Metode : Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimental bersifat kuantitatif dengan menggunakan metode deskriptif analitik dengan pendekatan rancangan cross sectional. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 82 responden di Puskesmas Depok III dengan teknik pengambilan sampel menggunakan Purposive Sampling. Hasil penelitian dianalisis menggunakan teknik statistik yaitu uji korelasi Spearman Rank dengan tingkat kepercayaan 95% (α = 0,05).

Hasil : Hasil uji korelasi Spearman Rank dengan tingkat kepercayaan 95% (α = 0,05). Nilai signifikansi yaitu : p : 0,000 yang berarti p < α atau 0,000 < 0,05 yang artinya ada hubungan antara tingkat stres dengan kekambuhan pada pasien dengan dispepsia di Puskesmas Depok III dengan nilai Correlation Coefficient 0,512** yang artinya mempunyai keeratan hubungan yang kuat.

Kesimpulan : Ada hubungan antara tingkat stres dengan kekambuhan pada pasien dengan dispepsia di Puskesmas Depok III.